Senin, 18 November 2024 22:15 WIB
BLORA (wartablora.com)—Desa Nglobo, Kecamatan Jiken mendapat dukungan dari PT Pertamina untuk menseriusi wisata desa selama 5 tahun ke depan. Melalui Idfos, sebuah lembaga non pemerintah di Bojonegoro, Desa Nglobo akan mendapat pendampingan dari PT Pertamina EP Zona 11 Cepu Field untuk mengembangkan desa wisata. Kepala Desa Nglobo, Pudik Harto mengatakan, pada tahun pertama ini pendampingan diberikan dengan pembekalan dan pelatihan manajemen desa wisata.
"Pada tahun pertama ini kami mendapatkan pelatihan untuk peningkatan kapasitas pengelola wisata. Pendampingan dari Pertamina melalui Idfos selama 5 tahun," katanya saat dikonfirmasi wartaDESA wartablora.com pada Senin, 18 November 2024.
Pelatihan ini digelar selama 2 hari pada Sabtu dan Minggu, 16 dan 17 November 2024. Menghadirkan seorang praktisi pendamping desa wisata, Eko Agus Winarno, pelatihan ini diharapkan mampu membenahi manajamen wisata yang ada di desa tersebut.
Eko Agus Winarno mengatakan, dalam pelatihan ini dirinya tak hanya membuka wawasan dan pengetahuan dari peserta namun juga memberikan dorongan dan semangat untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh desa wisata yang dikembangkan oleh desa tersebut.
"Banyak temuan masalah yang saya dapatkan dari pengelolaan desa wisata di Nglobo ini, dan perlu upaya serius untuk bisa sukses dalam mengelola desa wisata. Karena itu saya tak sekedar memberikan wawasan pengetahuan manajemen pengelolaan desa wisata tapi juga saya sampaikan pernyataan-pernyataan keras untuk melecut teman-teman di Desa Nglobo dalam mengelola desa wisata dengan benar," katanya saat ditemui usai memberikan pelatihan.
Menurut pengurus East Java Ecotourism Forum ini, sebelum melangkah lebih jauh dalam mengeluarkan produk wisata perlu menata orang-orangnya terlebih dulu.
"Kuncinya adalah kolaborasi, kerja sama dengan banyak pihak yang punya kepentingan yang sama dalam pengelolaan desa wisata. Ini paling dasar dulu sebelum melangkah lebih jauh dalam membuat desa wisata, yakni pelembagaan dan peranan multi-stake holder-nya. Siapa mengerjakan apa perlu jelas terlebih dulu. Jadi manajemen orang-orangnya terlebih dulu diatur. Jangan sampai ada ego kelompok atau golongan stakeholder. Libatkan yang perlu dilibatkan, dan ditata orang-orangnya. Jika sudah jelas, baru melangkah hingga keluaran produk wisatanya," terangnya.
Ia pun menyatakan komitmen jika dalam pendampingan desa wisata di Nglobo, Kecamatan Jiken ini dirinya diminta.
"Saya baru diminta jadi narasumber. Tapi jika diminta untuk pendampingan hingga suksesnya desa wisata, siap kolaborasi juga dengan teman-teman media untuk turut pendampingan," tandasnya.
Suksesnya desa wisata, menurutnya bukan sekedar banyaknya kunjungan wisata.
"Tapi sejauh mana kesejahteraan masyarakatnya secara bersama-sama. Karena wisata itu pendekatan untuk memberikan nilai tambah ekonomi masyarakatnya," jelasnya.
Untuk sampai tercapainya tujuan ini, menurutnya perlu langkah-langkah strategis dalam menyusun pengelolaan desa wisata.
"Kalau produk wisata itu bisa dikeluarkan belakangan setelah jelas menata kelembagaan dan orang-orangnya. Karena sekali lagi kunci suksesnya adalah kerja sama, bukan kerja-kerja individual tapi kerja tim atau kelompok. Setelah terbentuk tim yang solid, baru dicari produk wisata yang ikonik," katanya.
Menurutnya, produk wisata yang ikonik dari Desa Nglobo adalah sumur angguk.
"Kalau Plumpung itu sumber airnya tidak alami. Tidak bisa jadi ikon. Justru yang jadi ikon adalah wisata sumur angguk," imbuhnya.
Plumpung mengacu pada kolam air panas Plumpung, Desa Nglobo.